Daftar Blog Saya


Sabtu, 11 Desember 2010

Hmi Lintas Komiariat Jakarta Berunjuk Rasa di Depan Balaikota DKI Ricuh

09/12/2010 15:11
Hari Anti Korupsi diwarnai aksi unjuk rasa. Tak terkecuali di depan Kantor Gubernur DKI Jakarta. Bahkan puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Lintas Komisariat Cabang Jakarta sempat terlibat adu jotos dengan aparat keamanan.

Kericuhan ini bermula saat mereka berunjuk rasa menuntut pengusutan kasus penyelewangan APBD Pemrov DKI anggaran 2010. Puluhan mahasiswa memaksa masuk dengan mendorong gerbang yang telah terkunci. Alhasil, mereka berdesak-desakan berusaha meruntuhkan pertahanan aparat kepolisian yang berdiri di depan gerbang.

Namun seorang mahasiswa pingsan setelah terlibat aksi saling dorong. Hal ini membuat rekan-rekannya berusaha menolong sang mahasiswa, Kamis (9/12). Tiba-tiba terdengar teriakan dari para demonstran.

Mendengar teriakan itu, anggota kepolisian mengejar para demonstran dan aksi adu jotospun tak terhindarkan. Mahasiswa yang berteriak itu ditangkap dan dipukuli serta ditendang. Sementara beberapa polisi wajahnya terlihat terluka akibat sabetan bambu bendera.

Saat ini, aparat kepolisian dan para mahasiswa sedang berunding akar unjuk rasa diakhiri sehingga bentrokan fisik tak terulang kembali.

HMI berunjuk rasa menuntut pengusutan penyelewenangan dana APBD Pemrov DKI anggaran 2010 senilai Rp 24,7 triliun. Anggaran ini meningkat Rp 710 miliar dari APBD tahun lalu, yakni Rp 23,9 triliun.

Unjuk rasa di Istana Negara juga ricuh. Kericuhan terjadi ketika mahasiswa berusaha masuk ke istana. Akibatnya, sejumlah mahasiswa mengalami luka-luka. Seorang di antaranya mengalami patah jari tangan. Dalam aksi ini, mahasiswa minta pemerintah serius tangani kasus korupsi.

Jumat, 10 Desember 2010

HMI Jakarta Usulkan Lembaga Potong Tangan Koruptor

Dari kajian yang dilakukan HMI, persoalan penegakan hukum terhadap para koruptor tak dapat diselesaikan tanpa adanya ketegasan serta hukuman yang dapat membuat jera.
HIMPUNAN Mahasiswa Islam (HMI)  Cabang se-Jakarta, menegaskan bahwa tindakan represif yang dilakukan polisi terhadap kader HMI dalam rangka memperingati hari korupsi internasional kemarin jadi bukti bahwa polisi melindungi para koruptor.
“Tindakan represif polisi terhadap kader HMI membuktikan jika polisi melindungi koruptor yang seharusnya justru berpihak dengan perjuangan HMI,” kata Agus Harta, juru bicara HMI Jakarta asal Cabang Jaksel pada konferensi pers di Gedung DPR-RI, Jakarta, Jumat (10/12/2010).
Karena itu, Agus mengatakan situasi ini telah mencedarai gerakan HMI dan seluruh organ mahasiswa lainnya. “Seolah-olah ada upaya sistematis untuk memojokkan gerakan HMI agar terkesan anarkis,” ujarnya.
Apalagi tambahnya, korupsi seolah tak tuntas dan telah mendarah daging akibat hukum yang ada tumpul tak bergigi untuk menjerat koruptor ke bui.
Dari kajian yang dilakukan HMI, persoalan penegakan hukum terhadap para koruptor tak dapat diselesaikan tanpa adanya ketegasan serta hukuman yang dapat membuat jera.
HMI sebagai organisasi mahasiswa Islam turut mendukung gerakan anti korupsi. Maka dari itu, HMI Jakarta merekomendasikan kepada pemerintah untuk membuat sebuah lembaga ad hoc bernama Lembaga Potong Tangan bagi para koruptor yang terbukti bersalah di pengadilan.
Lembaga ini menjadi klimaks dari berbagai tindakan penegakkan hukum yang seolah tidak dihiraukan para koruptor. HMI Jakarta yakin dengan adanya lembaga tersebut, para koruptor akan berpikir dua kali untuk melakukan tindakan serupa di masa mendatang. Dengan tujuan korupsi di negara Indonesia berkurang hingga ke titik nol.
“Korupsi di negara kita sudah akut,karena itu Potong Tangan merupakan solusi untuk membuat jera para koruptor,’’ tegasnya.